Rabu, 04 Desember 2013

Kaidah Dasar Kehidupan Masyarakat Jawa





A.   DUA KAIDAH DASAR KEHIDUPAN MASYARAKAT JAWA
Hildred Greertz beranggapan bahwa ada dua kaidah yang paling menentukan pola pergaulan dalam masyarakat jawa. Kaidah pertama mengatakan, bahwa dalam setiap situasi manusia hendaknya bersikap sedemikian rupa hingga tidak sampai menimbulkan konflik. Kaidah kedua menuntut, agar manusia dalam bicara dan membawa diri selalu menunjukkan sikap hormat terhadap orang lain, sesuai dengan derajat dan kedudukannya. Kaidah pertama disebut prinsip kerukunan, kaidah kedua sebagai prinsip hormat. Kedua prinsip itu merupakan kerangka normatif yang menentukan bentuk-bentuk konkret semua interaksi. Tuntutan dua prinsip itu selalu disadari oleh orang jawa.
                                          
1.      Prinsip Kerukunan
Prinsip kerukunan bertujuan untuk mempertahankan masyarakat dalam keadaan yang harmonis. Keadaan tersebut itu disebut rukun. Rukun berarti “berada dalam keadaan selaras”, “tenang dan tentram”, “tanpa perselishan dan pertentangan”, “ bersatu dalam maksud untuk saling membantu”.
Keadaan rukun terdapat di mana semua pihak berada dalam keadaan damai satu sama lain, suka bekerja sama, saling menerima, dalam suasana tenang dan sepakat. Selanjutnya perlu kita perhatikan dua segi dalam tuntutan kerukunan. Pertama dalam pandangan jawa masalahnya bukan penciptaan keadaan keselarasan social, melainkan lebih untuk tidak mengganggu keselarasan yang diandaikann sudah ada. Kedua, prinsip kerukunan pertama-tama tidak menyangkut suatu sikap batin atau keadaan jiwa, melainkan penjagaan keselarasan dalam pergaulan. Yang diatur adalah permukaan hubungan-hubungan social yang kentara. Yang perlu dicegah ialah konflik-konflik yang terbuka.
2.      Prinsip Hormat
Kaidah kedua yang memainkan peranan besar dalam mengatur pola interaksi dalam masyarakat jawa ialah prinsip hormat. Prinsip hormat mengatakan bahwa setiap orang dalam cara bicara dan membawa diri selalu harus menunjukkan sikap hormat terhadap orang lain, sesuai dengan derajat dan kedudukannya.
Apabila dua orang bertemu terutama dua orang jawa, bahasa, pembawaan dan sikap mereka mesti mengungkapkan suatu pengakuan terhadap kedudukan mereka masing-masing dalam suatu tatanan social yang tersusun dengan terperinci dan cita rasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar