A. DUA KAIDAH DASAR KEHIDUPAN
MASYARAKAT JAWA
Hildred Greertz beranggapan bahwa ada
dua kaidah yang paling menentukan pola pergaulan dalam masyarakat jawa. Kaidah
pertama mengatakan, bahwa dalam setiap situasi manusia hendaknya bersikap
sedemikian rupa hingga tidak sampai menimbulkan konflik. Kaidah kedua menuntut,
agar manusia dalam bicara dan membawa diri selalu menunjukkan sikap hormat
terhadap orang lain, sesuai dengan derajat dan kedudukannya. Kaidah pertama
disebut prinsip kerukunan, kaidah kedua sebagai prinsip hormat. Kedua prinsip
itu merupakan kerangka normatif yang menentukan bentuk-bentuk konkret semua
interaksi. Tuntutan dua prinsip itu selalu disadari oleh orang jawa.
1. Prinsip Kerukunan
Prinsip kerukunan bertujuan untuk
mempertahankan masyarakat dalam keadaan yang harmonis. Keadaan tersebut itu
disebut rukun. Rukun berarti “berada dalam keadaan selaras”, “tenang dan
tentram”, “tanpa perselishan dan pertentangan”, “ bersatu dalam maksud untuk
saling membantu”.
Keadaan rukun terdapat di mana semua
pihak berada dalam keadaan damai satu sama lain, suka bekerja sama, saling
menerima, dalam suasana tenang dan sepakat. Selanjutnya perlu kita perhatikan
dua segi dalam tuntutan kerukunan. Pertama dalam pandangan jawa masalahnya
bukan penciptaan keadaan keselarasan social, melainkan lebih untuk tidak
mengganggu keselarasan yang diandaikann sudah ada. Kedua, prinsip kerukunan
pertama-tama tidak menyangkut suatu sikap batin atau keadaan jiwa, melainkan
penjagaan keselarasan dalam pergaulan. Yang diatur adalah permukaan
hubungan-hubungan social yang kentara. Yang perlu dicegah ialah konflik-konflik
yang terbuka.
2.
Prinsip
Hormat
Kaidah kedua yang memainkan peranan besar dalam
mengatur pola interaksi dalam masyarakat jawa ialah prinsip hormat. Prinsip
hormat mengatakan bahwa setiap orang dalam cara bicara dan membawa diri selalu
harus menunjukkan sikap hormat terhadap orang lain, sesuai dengan derajat dan
kedudukannya.
Apabila dua orang
bertemu terutama dua orang jawa, bahasa, pembawaan dan sikap mereka mesti mengungkapkan
suatu pengakuan terhadap kedudukan mereka masing-masing dalam suatu tatanan
social yang tersusun dengan terperinci dan cita rasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar